2  UTS-1 All About Me

About Me

2.1 Manusia Tiga Pulau dan Prinsip Oportunis

Nama saya Raihaan. Iya ‘a’-nya dua, tapi itu tidak penting. Yang perlu Anda tahu, saya adalah produk dari tiga pulau, satu perpisahan besar, dan satu prinsip nekat. Inilah cerita saya.

2.1.1 Fakta Unik: Tiga Pilar Saya

Mari kita mulai dengan hal-hal yang tidak biasa (bagian yang membangun fondasi diri saya).

  1. DNA Tiga Pulau: Saya adalah perpaduan geografis yang unik. Ayah saya berasal dari Jawa, Ibu saya dari Sumatera, dan saya sendiri lahir di Kalimantan (Balikpapan). Saya bukan hanya “orang Indonesia”, saya adalah “manusia adaptif” yang dibesarkan di persimpangan tiga budaya.

  2. Si Gaptek yang Jadi Developer: Saya baru benar-benar memegang komputer/laptop saat awal masuk kuliah. Sebuah ironi, mengingat saya mahasiswa ITB. Namun, di akhir tahun kedua, saya dipercaya untuk menjadi pengembang website sarana dan prasarana kampus. (Kisah lengkapnya ada di My Stories for You).

  3. Ambisi yang Berevolusi: Saya belajar mati-matian untuk masuk ke SMA favorit se-Sumatera Selatan. Alasan awalnya? Klise: biar bisa satu sekolah dengan perempuan yang saya sukai. Tentu saja, begitu masuk, ceritanya tidak seperti di drama. Tapi sisa-sisa keambisan itu tidak hilang; motivasinya berevolusi dari mengejar dia menjadi mengejar keberhasilan yang nyata.

2.1.2 Keseimbangan Batin: Dunia “Slice of Life”

Fakta-fakta di atas membentuk cara saya memandang dunia, termasuk dalam menikmati karya seni. Saya adalah pecinta film dan drama. Di saat orang lain menikmati genre fantasy atau sci-fi untuk melarikan diri dari dunia nyata, saya justru sebaliknya. Genre favorit saya adalah Slice of Life. Mengapa? Saya tidak mencari pelarian; saya mencari koneksi. Saya ingin mencari nilai-nilai kehidupan dan melihat perspektif lain dari kehidupan yang mirip dengan dunia nyata. Terkadang, ketika saya melihat suatu momen di drama yang pernah saya lewati, saya merasa ditemani. Saya merasa tidak sendirian di dunia ini. |Favorit Slice of Life:Twinkling Watermelon, yang menunjukkan bagaimana semangat bisa mengubah takdir. |Sisi Lain: Tentu saja, saya juga butuh adrenalin. Untuk itu, saya lari ke genre Mystery yang membuat jantung berdebar. Film Parasite* adalah mahakarya yang sempurna untuk itu.

2.1.3 Wawasan Saya: Prinsip Bertahan Seorang Perantau

Jika ada satu benang merah yang mengikat semua ini—dari DNA tiga pulau, ambisi SMA, hingga si gaptek yang nekat—itu semua berakar pada satu peristiwa: Saya adalah perantau sejak dini. Pada usia 6 tahun, saya harus berpisah dari kedua orang tua. Ayah saya dipindahtugaskan ke daerah terpencil tentu saja selayaknya cinta sejati, ibu saya ikut dengan ayah saya itu dan demi pendidikan yang layak, saya “dititipkan” ke kakek-nenek di Sumatera. Ini adalah Kisah Penebusan saya. Peristiwa ini memaksa saya untuk dewasa sebelum waktunya. Saya menjadi tangguh bukan karena pilihan, tapi keharusan. Saya belajar mengelola perpisahan—mulai dari perpisahan dengan sahabat, hingga perpisahan paling menyakitkan saat ayah saya berpulang lebih dulu di sabtu pagi yang tenang itu di mana saya masih pusing belajar untuk UAS hari senin nanti. Perpisahan itu melahirkan “prinsip nekat” saya. Motto yang saya pegang teguh adalah:

“Fake it till you make it.” Bagi saya, ini bukan tentang kebohongan. Ini adalah strategi bertahan hidup seorang perantau. Ini adalah keyakinan bahwa kesempatan yang datang terlalu berharga untuk dilewatkan hanya karena saya “merasa belum siap” dan apa yang seharusnya tidak ditakdirkan kepada saya pastilah tidak akan pernah datang dari awal. Tapi, motto itu memiliki bagian kedua yang krusial: “…till you make it”. Bagian “make it” ini tidak terjadi secara ajaib; ini membutuhkan etos kerja yang kuat. Saya menanamkan prinsip untuk melakukan setiap pekerjaan sebaik mungkin, tanpa ada miss sedikitpun. Etos kerja ini terbentuk tanpa sadar karena basic saya yang sedari kecil sangat menyukai dunia aviasi. Saya selalu kagum pada cara kerja orang-orang di industri itu. Mereka tidak boleh salah. Mereka harus melakukan segalanya sesempurna mungkin agar ratusan penumpang yang dibawa selamat sampai tujuan. Prinsip presisi dan perfeksionisme untuk keselamatan itulah yang tertanam di diri saya. |Bocah 6 tahun yang harus terlihat tangguh di lingkungan baru? Fake it till you make it. | Mahasiswa “gaptek” yang ditawari proyek website? Fake it till you make it, lalu kerjakan proyek itu dengan etos kerja aviasi. Prinsip inilah Agensi (Agency) saya. Ini adalah cara saya mengambil kendali, mengubah kerugian (perpisahan, gaptek) menjadi sebuah kemenangan (pribadi yang tangguh, developer web).